BUDIDAYA KAPULAGA (Amomum cardamomum)
0leh: Ahmad Haryadi, S.S.T.*
A. Sejarah singkat
Semula ditemukan tumbuh alamiah di daerah Pegunungan Malabar, pantai barat India. Karena laku di pasar dunia, kemudian banyak ditanam di Sri Lanka, Thailand, dan Guatemala. Di Indonesia mulai dibudidayakan sejak 1986.
B. Jenis kapulaga
Tanaman kapulaga di Indonesia terdiri dari 2 jenis yaitu lokal (Amomum cardamomum), dan kapulaga sabrang (Elettaria cardamomum) dari India.
C. Syarat tumbuh
1. Tanah
2. Iklim
D. Aspek Budidaya
1. Pengolahan tanah
Dilakukan pada bulan September—Oktober, dengan membersihkan tanah dari batu, rumput-rumputan/gulma dan sisa tanaman lainnya. Pencangkulan tanah dilakukan sedalam ± 30 cm. Persiapan lubang tanam dilakukan sebulan sebelum penanaman dengan ukuran 50x50x40 cm (panjang 50 cm, lebar 50 cm dan dalamnya 40 cm). Sebaiknya 15 hari setelah pembuatan lubang tanam, tanah dikembalikan lagi ke dalam lubang tanam, sebelumnya tanah dicampur dulu dengan pupuk kandang secukupnya.
2. Penyediaan bibit
Bibit kapulaga umumnya diperbanyak dengan anakan atau tunas baru atau percabangan rizoma yang membentuk tunas. Bibit yang baik adalah tunas yang tingginya ±50 cm dengan akar rizoma yang muda dan mata tunasnya banyak, sudah berdaun 2—5 helai.
3. Waktu tanam
Waktu tanam yang baik yaitu awal musim hujan, sekitar bulan Oktober—Desember.
4. Penanaman
Caranya : tanah olahan atau lubang tanam dan bibit telah siap, dibuatkan lubang kecil, letakkan bibit sedalam 10—15 cm, kemudian ditimbun dan tanah disekitarnya dipadatkan dengan memperhatikan tunas agar tidak sampai terganggu (terluka atau patah). Jarak tanam bisa digunakan 1x1 m, 1x1,5 m, 1x2 m, 1,5x2 m.
Untuk lahan yang terbuka sebaiknya dibuatkan penaung. Penaung ditanam sebelum penanaman kapulaga, sehingga pada saat tanam penaung telah berfungsi dengan baik. Jenis tanaman penaung diantaranya : Lamtoro, Dadap, Albasia dan sebagainya dengan perbandingan 1 : 2 (1 penaung, 2 kapulaga)
5. Pemeliharaan
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pemeliharaan antara lain :
- Penyiangan rumput atau gulma
- Penggemburan tanah di luar rumpun, dengan tujuan untuk merangsang pertumbuhan anakan rimpang
- Pemotongan daun kering, dengan tujuan agar tidak menghalangi penyerbukan bunga
- Pemotongan batang yang sudah agak tua atau menguning, dengan tujuan memberi kesempatan batang muda tumbuh dengan baik, pengaturan anakan agar tidak tumpang tindih, untk merangsang pertumbuhan bunga dan buah, juga untuk mengurangi penguapan pada musim kemarau, serta untuk mendapatkan anakan atau bibit baru.
- Pemberian mulsa, berupa bahan organik dari jenis tanaman leguminosa.
- Pemupukan dengan 2 cara (tanaman belum menghasilkan dan tanaman sudah menghasilkan) dan 2 jenis pupuk (pupuk organik dan pupuk buatan).
a). Tanaman belum menghasilkan
Pupuk organik diberikan pada saat pengolahan tanah, dan pada saat penggemburan tanah di luar rumpun dengan dosis ±1—1,5 kg pupuk kandang, pemupukan berikutnya setiap 3 bulan sekali. Sedangkan untuk pupuk buatan diberikan pada tanaman umur 1 bulan sebanyak 1 sendok makan pupuk urea dan diulang pada umur 3 bulan dengan 1 sendok makan pupuk urea disebar di luar rumpun.
b). Tanaman sudah menghasilkan
Bagi kapulaga yang sudah menghasilkan, pupuk kandang diberikan sebanyak 10—15 kg setiap rumpun dan pemberian selanjutnya disesuaikan dengan kondisi tanaman dan lingkungan. Pupuk buatan diberikan 10—12,5 g pupuk urea dan TSP dengan perbandingan 1 : 1. Pupuk ini diberikan di luar rumpun pada batas perakaran dengan membuat selokan kecil, kemudian ditutup dengan tanah dan disiram seperlunya.
- Pengendalian hama dan penyakit. Hama yang biasa menyerang kapulaga berupa kutu, ulat pemakan daun, penggerek akar rimpang, penggerek batang, penggerek buah, dan kumbang pemakan daun. Pemberantasannya dengan menggunakan pestisida.
Penyakit yang menyerang biasanya penyakit busuk (mozaik) yang disebabkan oleh virus. Cara pengendalian yang efektif adalah dengan jalan membuang tanaman yang terserang dan menanam tanaman baru yang berasal dari biji.
6. Pemanenan
Tanaman kapulaga dapat memberikan hasil setelah berumur 2—3 tahun. Kapulaga berbuah sepanjang tahun, dalam 1 tahun bisa panen sampai 4 kali. Tanaman dapat dipergunakan sampai umur 10—15 tahun. Hasil panen per hektar bisa mencapai 2—3 ton buah kering per tahun, dan ini berlaku untuk tanaman yang sudah berumur belasan tahun.
Syarat-syarat pemanenan buah kapulaga adalah : buah harus dipanen sebelum benar-benar matang, bila dipanen terlalu matang atau kering buah akan pecah dan warnanya juga kurang bagus. Waktu panen yang tepat adalah jika bekas tandan bunga di atas buah sudah mulai mengering dan mudah lepas, sedang untuk warna buah tergantung jenis. Cara panen yaitu dengan memotong karangan bunga di bawah dompolan buah. Buah yang sudah dipanen kemudian dijemur sampai kering, sebaiknya jangan terkena sinar matahari langsung atau dikering anginkan.
E. Manfaat kapulaga
Manfaat buah kapulaga diantaranya : sebagai bahan jamu, juga diambil minyak atsirinya untuk bahan penyedap atau pengharum makanan (es krim), minuman (soft drink) di Amerika dan sebagai bahan baku atau campuran dalam industri parfum, juga memiliki khasiat sebagai obat batuk. Kapulaga juga memiliki khasiat untuk mencegah keropos tulang.
F. Kesimpulan
Budidaya kapulaga yang ditanam dengan menggunakan penaung/dibawah tegakan sangat baik karena rimpang akan berproduksi dengan optimal.
* Penyuluh Kehutanan Kec. Kutowinangun