BUDIDAYA CABE JAMU
(Oleh : Ahmad Haryadi, SST.)
Tanaman cabe jamu (Piper Retrofractum Vohl) atau sering disebut juga cabe jawa, termasuk famili Piperacea yang memiliki sifat hampir sama dengan tanaman lada (Piper Ningrum) dan tanaman sirih (Piper Bettle). Saat ini Jawa Timur merupakan pemasok utama kebutuhan bahan baku obat tradisional, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun bahan baku ekspor dengan negara tujuan antara lain Eropa, Timur Tengah, Singapura, Malaysia, Hongkong dan India yang permintaannya sejak tahun 1997.
Budidaya tanaman cabe jamu (Piper Retrofractum Vohl) sudahada di Indonesia jauhsebelun Negara Indonesia terbentuk, yaitupadasaatpenjajahanjamanBelanda. Dimana Negara Belandamenguasairempah-rempah Indonesia untukdibawadandijualkeEropa.Hal inimerupakan suatu peluang usaha yang cukup memberikan harapan karena permintaan cabe jamu kering semakin lama semakin meningkat dan ternyata produksi obat atau jamu tradisional tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat dalam negeri tetapi juga oleh konsumen luar negeri.
ASPEK PRODUKSI
Penanaman cabe jamu bisa dilakukan dengan dua cara, yang pertama dengan cara penanaman secara langsung dan yang kedua, adalah dengan cara penyemaian.
1. Dengan Cara Penanaman Langsung.
Penanaman langsung dapat dilakukan lewat dua sistem, yaitu penanaman bibit lebih dulu kemudian menyusul tanaman panjatan (inang) atau sebaliknya.
2. Dengan Cara Penyemaian.
Penanaman menggunakan cara ini bibit terlebih dahulu disemai di dalam polybag dengan cara berikut:
- Bibit stek ditanam di dalam polybag yang telah diisi tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1:2:3.
- Polybag ditata rapi di atas bedengan dan ditutup dengan naungan (alang-alang atau plastik).
- Penyiraman bibit di persemaian harus hati-hati, karena kebutuhan air sangat minim. Apabila terjadi kelebihan air siraman, maka bibit akan busuk dan mati.
CARA PENANAMAN
Jarak tanam
Penanaman dilakukan pada awal musim penghujan.
Tanaman Umur 3 Bulan Tanaman Umur 6 Bulan